
KOTA BATU – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bank Jatim melakukan survei di sejumlah titik sektor pertanian di Kota Batu, untuk mengidentifikasi dampak penyebaran pandemi Covid-19, Rabu (12/8) siang.
Lokasi yang disurvei antara lain pertanian sayur di Desa Sumberbrantas Bumiaji, pertanian Apel di Bumiaji, perkebunan jeruk di Desa Punten, dan perajin kayu di Desa Rejoso, Beji.
Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur Bambang Mukti Riyadi mengatakan, survey untuk mendukung percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini, sekaligus menggali kegiatan usaha yang dapat didorong untuk menjadi motor pemulihan ekonomi di Jawa Timur.
“Secara spesifik Jatim punya target penyaluran Rp 4 triliun untuk sektor-sektor yang potensial menjadi pendorong ekonomi Jatim. Jadi kita kan punya target sampai Desember untuk membiayai sektor ekonomi unggulan di Jawa Timur,” terang Bambang.
Bambang mengatakan, dalam survey tersebut Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha ikut diajak supaya tahu betul di lapangan sektor-sektor yang potensial.
Dalam kesempatan survei di lahan pertanian sayur Desa Sumberbrantas, OJK dan Bank Jatim bertemu langsung dan berinteraksi dengan petani mengenai masalah apa yang jadi macetnya usaha pertanian di sana.
Minimnya permintaan beberapa hasil komoditas seperti wortel, brokoli, sawi di sejumlah daerah tujuan ekspor seperti Bali dan Kalimantan, contohnya, yang berpengaruh pada jatuhnya harga komoditas. Sehingga tidak sebanding dengan modal tanam yang dikeluarkan.
“Sektor pertanian di Jatim potensinya kan masih besar. Ini bagian kami Bank Jatim untuk melihat langsung potensi yang sebelumnya di Jombang, Tulungagung, dan sekarang di Kota Batu. Kami berharap dana yang disalurkan berdampak di pertumbuhan ekonomi,” papar Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha.
Lebih lanjut Ferdian menjelaskan selain komoditas sayuran, padi masih menjadi komoditas paling berpotensi. Ini karena demand-nya sangat tinggi disusul dengan komoditas tebu yang cenderung stabil demand-nya.
“Kalau pertanian kontribusi kami di mikro hampir 60 -70 persen. Jadi potensi paling besar sekarang memang di pertanian,” imbuhnya.
Dalam serangkaian kegiatan survey itu, OJK dan Bank Jatim terlebih dulu menemui Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko. Selain untuk mendapat restu, kunjungan itu sekaligus mencari informasi sektor apa saja yang berpotensi sebagai pengungkit ekonomi di Jawa Timur.
“Alhamdulillah kami kedatangan OJK yang didampingi Bank Jatim. Mereka akan turun ke lapangan melihat kondisi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi.
Kebetulan salah satu pertumbuhan ekonomi yang sangat positif itu adalah pertanian. Karena ini adalah kredit pinjaman yang punya fasilitas lunak bukan BLT atau bantuan sosial, harapannya perekonomian bisa berjalan makin lancar,” kata Dewanti.